Memilih popok yang tepat untuk bayi merupakan hal yang sangat penting, Bu. Ini karena popok yang tepat bisa memastikan bayi tetap kering, bebas iritasi, sehingga membuatnya nyaman. Dengan banyaknya pilihan popok yang tersedia di pasaran, Ibu dan Ayah mungkin bingung memilih yang terbaik dan cocok untuk Si Kecil.
Salah satu rekomendasi merek popok yang populer di Indonesia adalah Baby Happy, dimana salah satu tipe produknya Baby Happy PinkFong Baby Shark Body Fit Diapers Pants. Apa saja fitur menariknya dan berapa harga popok Baby Happy pants jenis ini? Yuk, Bu simak ulasannya!
Keunggulan Popok Baby Happy PinkFong Baby Shark Body Fit Diapers Pants
Mungkin Ibu masih penasaran, apa saja sih keunggulan popok Baby Happy PinkFong Baby Shark Body Fit Diapers Pants? Berikut di antaranya, Bu:
Tipe dan Harga Popok Baby Happy Pants Tipe PinkFong Baby Shark Body Fit Diapers Pants
Sebagai informasi, popok bayi Baby Happy punya dua produk yaitu Baby Happy Body Fit Pants dan Baby Happy PinkFong Baby Shark Body Fit. Popok Baby Happy Pink Fong Baby Shark Pants adalah popok celana sekali pakai dengan desain dan kemasan yang menggemaskan dan popular di kalangan anak-anak, yakni Pink Fong dan Baby Shark. Dengan dilengkapi Hexagon Technology membuat lebih cepat menyerap cairan dalam 0,5 detik, sehingga permukaan lebih cepat kering. Oleh karena menyerap lebih cepat, sehingga mencegah ruam pada si Kecil, karena tidak kontak lama dengan kulit si Kecil.
Popok celana sekali pakai ini merupakan produk terbaru dari Baby Happy dan ada beberapa tipe yang bisa dipilih sesuai kebutuhan.
Popok Baby Happy PinkFong Baby Shark Body Fit Diapers Pants ukuran L30+2 ini berukuran L dengan isi total 32 popok. Tipe popok ukuran L ini cocok untuk bayi dengan kisaran berat 9 – 14 kilogram.
Untuk kisaran harga Baby Happy PinkFong Baby Shark Body Fit Diapers Pants ukuran L30+2 adalah sekitar Rp51.800 – Rp63.500.
Popok Baby Happy PinkFong Baby Shark Body Fit Diapers Pants ukuran M34+2 ini adalah popok bayi M dengan isi total 36 popok. Tipe popok ukuran M ini cocok untuk bayi dengan kisaran berat 7–12 kilogram.
Untuk kisaran harga Baby Happy PinkFong Baby Shark Body Fit Diapers Pants ukuran M34+2 adalah sekitar Rp51.800 – Rp63.500.
Itu tadi informasi seputar tipe ukuran dan harga popok Baby Happy pants varian PinkFong Baby Shark Body Fit Diapers Pants. Untuk memberikan kenyamanan pada bayi, yuk Bu segera stok popok Baby Happy dan pilih marketplace favorit untuk membeli produk ini!
Penunjukan ini dilatarbelakangi oleh komitmen Baby Happy untuk mengajak para Ayah turut mengambil bagian dalam merawat dan membesarkan anak, termasuk mengganti popok. Peresmian Irwansyah sebagai brand ambassador terbaru Baby Happy ini diselenggarakan bersamaan dengan rangkaian kegiatan “Baby Happy, Keluarga Happy” yang hadir di Mall Kota Kasablanka, Jakarta Selatan. Baby Happy juga mempersembahkan beberapa program yang bisa menciptakan momen happy antara ayah dan anak, seperti lomba memakaikan popok bersama Ayah, dance challenge bersama Ayah di TikTok, kontes Aku & Ayah di Instagram, hingga penampilan menghibur lainnya.
Julie Widyawati, Marketing Manager Baby Happy Diapers mengungkapkan, “Penunjukan Irwansyah menjadi brand ambassador Baby Happy diharapkan dapat menginspirasi para ayah Indonesia untuk mau mengambil peran merawat anak, salah satunya dengan menggantikan popok mereka. Karena saat melakukan kegiatan ini, ayah dan anak akan saling berinteraksi, seperti menatap dan kontak fisik. Menurut berbagai penelitian, hal ini bisa membantu anak memiliki emosi yang lebih stabil, dan bermain bersama ayah dapat merangsang motorik dan sensorik balita. Apalagi produk Baby Happy merupakan diapers pants yang dad’s approved, dengan karet pinggang yang tinggi dan fleksibel sehingga mudah dipakaikan ke si kecil,” ungkap Julie.
Irwansyah, brand ambassador Baby Happy mengungkapkan, “Saya senang sekali dipercaya menjadi brand ambassador Baby Happy. Menurut saya, ini sebuah langkah strategis untuk meng-influence para ayah, khususnya ayah baru seperti saya, untuk lebih sering berinteraksi dengan anak mulai dari hal sederhana, seperti kegiatan mengganti popok. Pasalnya sebagai orang tua, kita semua perlu terus belajar mengenai perkembangan tren sosial, teknologi, hingga produk diapers yang terus berinovasi seperti Baby Happy. Kecanggihan teknologi yang diaplikasikan ke dalam produknya membuat kegiatan mengganti popok si kecil bukan lagi hal yang sulit, justru menyenangkan karena bisa lebih dekat dengan buah hati,” ungkapnya.
Berbagai program dan inisiatif yang Baby Happy hadirkan ini merupakan komitmen Wings Care sebagai bagian dari Wings Group Indonesia untuk menghadirkan produk berkualitas yang mudah dijangkau. Karena Wings meyakini the good things in life should be accessible for all.
Baby Happy Diapers juga berkolaborasi dengan pemerintah daerah serta organisasi kemasyarakatan dan sosial untuk mendistribusikan produk bantuan agar tepat sasaran. Melalui program yang mulai diselenggarakan tepat di bulan perayaan Hari Anak Nasional ini, Baby Happy berharap dapat mendukung keluarga Indonesia memenuhi hak-hak anak, termasuk hak untuk tumbuh dan berkembang dengan layak.
Program CSR “Baby Happy, Keluarga Happy” tahun ini dimulai dari Jakarta yang akan dilanjutkan ke kota-kota lainnya hingga Maret 2023. Pendistribusian produk bantuan Baby Happy untuk anak-anak yang membutuhkan di Jakarta disalurkan melalui Sekretariat PKK DKI Jakarta (150 ribu popok), RSCM (25 ribu popok), Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta (25 ribu popok), dan Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (25 ribu popok).
Julie Widyawati, Marketing Manager Baby Happy Diapers mengungkapkan “Kondisi ekonomi, sosial, kesehatan, hingga bencana alam yang dinamis, kerap membuat anak-anak sulit tumbuh dan berkembang dengan kondisi ideal. Donasi Baby Happy berupa popok bayi yang nyaman dan higienis, diharapkan dapat mendukung balita aktif bergerak, sekaligus membantu support system si kecil, termasuk orang tua, untuk bekerja dan beraktivitas, tanpa khawatir popok bocor atau kulit bayi iritasi. Oleh karena itu, kami sangat berterima kasih atas dukungan semua pihak yang telah mempercayai produk Baby Happy dan berkenan untuk mendistribusikannya kepada masyarakat yang membutuhkan secara tepat sasaran,” ungkap Julie.
Ellisa Sumarlin, istri Wakil Gubernur DKI Jakarta yang menjabat sebagai Wakil Ketua 1 Penggerak PKK Provinsi DKI Jakarta mengatakan, “Masa pandemi saat ini sangat berpengaruh untuk kehidupan keluarga di Jakarta. Berbagai tantangan muncul, mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga sosial. Sehingga, program memberi bantuan dalam bentuk popok bayi ini sangat tepat untuk keluarga Jakarta. Mengingat keluarga adalah harta, PKK juga selalu menjaga keselarasan keluarga. Harapannya, Wings Group Indonesia juga berkenan memberi edukasi kepada ibu-ibu Indonesia untuk menjaga kesejahteraan keluarga. Hal ini diharapkan dapat mendukung masyarakat melewati pandemi dengan menjadi keluarga yang tangguh,” ungkap Ellisa dalam sambutan kegiatan penerimaan donasi yang diselenggarakan di Gedung PKK Melati Jaya, Jakarta.
Program CSR “Baby Happy, Keluarga Happy” telah dilaksanakan sejak tahun 2021, dengan berbagai kegiatan untuk mendukung kebahagiaan keluarga Indonesia. Seperti program donasi popok bayi, webinar seputar parenting, hingga challenge berhadiah yang melibatkan ayah, ibu, dan anak. “Melalui program ini, Baby Happy Diapers sebagai bagian dari Wings Group Indonesia ingin menghadirkan produk berkualitas dan program inspiratif untuk masyarakat Indonesia, karena Wings Group meyakini bahwa ‘the good things in life should be accessible for all’. Ini yang menjadi filosofi dan semangat dari perusahaan kami,” tutup Julie.
Kegiatan ini bertujuan untuk membangun kapasitas orang tua Indonesia melalui edukasi yang tepat untuk tumbuh kembang si kecil yang lebih baik serta membantu memenuhi kebutuhan popok bayi bagi mereka yang membutuhkan. Untuk itu, Baby Happy menyalurkan 50.000 popok untuk anak Indonesia melalui Yayasan Nakula Sadewa dan Yayasan Buddha Tzu Chi. Sebelumnya, popok Baby Happy juga telah menyalurkan 125.000 popok bayi kepada beberapa yayasan sosial anak-anak.
Menurut Julie Widayawati selaku Marketing Manager Baby Happy (Wings Group Indonesia) inisiatif ini merupakan wujud nyata dukungan serta kepedulian Baby Happy kepada keluarga Indonesia. “Menjadi orang tua harus memiliki ilmu, tetapi tidak ada sekolahnya, kami berharap kehadiran Baby Happy dengan bantuan dan edukasi ini dapat membantu orang tua dalam menjalani peran sehari-hari, memberikan insight dari para pakar sehingga anak mereka dapat tumbuh kembang sehat dan optimal,” ujar Julie.
Proses bicara anak kerap kali menjadi kekhawatiran orang tua, khususnya di era pandemi kini, dimana anak-anak memiliki keterbatasan aktivitas bermain bersama teman-teman seumurannya. Perkembangan bicara terdiri atas bicara reseptif & bicara ekspresif. Reseptif artinya anak mengerti bahwa orang lain mengajaknya berkomunikasi. Ekspresif artinya anak menyatakan pikiran dan pendapatnya dari bentuk yang sederhana sampai yang kompleks.
Sejak lahir, bayi bereaksi terhadap suara. Di usia 3-4 bulan bisa senyum sosial, di usia 4-7 bulan bereaksi terhadap suara (tersenyum, teriak, mengoceh), di usia 8-9 bulan mengerti larangan tidak boleh melalui gesture atau ekspresi wajah wajah ayah /ibunya, di usia 14 bulan bayi mengerti tanpa mimik atau gesture dan di usia 17 bulan dapat menunjuk 5 bagian wajah atau tubuh yang ditanyakan. Itu semua merupakan perkembangan bicara reseptif yang dialami oleh bayi.
Kenali tanda-tanda red flag pada tahapan bicara anak. Waspadai jika bayi usia 0-6 bulan tidak menoleh jika dipanggil namanya dari belakang, dan tidak ada babbling. Pada usia bayi 12 bulan jika bayi tidak menunjuk dengan jari dan ekspresi wajah kurang. Pada usia bayi 16 bulan jika tidak ada kata yang berarti. Dan jika tidak ada kalimat 2 kata yang dapat dimengerti pada usia 24 bulan. “Pantau tanda waspada pada setiap fase perkembangan bicara anak. Secara umum pada usia berapapun, bawalah anak ke dokter jika ia menunjukkan kemunduran dalam kemampuan berbicara atau kemampuan sosialnya,” ujar dr. Dini Adityarini, Sp.A, Dokter Anak dari RSIA Kendangsari MERR Surabaya.
dr. Luh Karunia Wahyuni, Sp.KFR-K, Dokter Anak & Rehab Medik RSIA Bunda Jakarta yang hadir pula pada webinar ini menjelaskan tentang perbedaan gangguan bicara dan gangguan bahasa. Gangguan Bicara meliputi: Suara (nada, kenyaringan, resonansi atau kualitas yang disebabkan oleh gangguan struktur), Artikulasi (mengeluarkan suara yang salah – dapat berupa penambahan / pengurangan / distorsi), Kelancaran (Gangguan aliran bicara, biasanya terjadi pengulangan, perpanjangan, disertai ketegangan di wajah, leher, bahu, dan tangan (contoh: stuttering / gagap). Sedangkan Gangguan Bahasa meliputi: Ekspresif (tidak dapat mengungkapkan ide), Reseptif (kesulitan memahami apa yang dikatakan orang lain), Campuran (ekspresif & reseptif).
Adanya stimulasi yang terorganisir, dan tantangan dengan kesulitan yang meningkat secara progresif, dan stimulasi dalam aktivitas sehari-hari dapat memfasilitasi perubahan otak anak. Orang tua harus mengenali milestone & red flag, memberikan screen time yang sesuai dengan usia anak, memperkenalkan anak dengan bahasa ibu terlebih dahulu, dan menstimulasi secara optimal. Bicara sebagai modalitas komunikasi merupakan proses pembelajaran yang kompleks. Dalam proses pembelajaran komunikasi, dibutuhkan stimulasi yang optimal melalui interaksi aktif dengan cara yang menarik. Orangtua memiliki peranan utama dalam perkembangan bicara dan bahasa anak, segera periksakan jika ada red flag,” sambung dr. Luh Karunia Wahyuni, Sp.KFR-K.
Dari sisi psikologi, Saskhya Aulia Prima, Psikolog Anak & Remaja, Co-Founder Tiga Generasi turut menjelaskan bahwa ada beberapa dampak yang dirasakan oleh anak speech delay, yaitu mereka lebih sulit mengelola perasaan karena sulit berekspresi; lebih tinggi kemungkinan menarik diri dari lingkungan sosial, kurang percaya diri, dan lebih sulit berkonsentrasi. Kabar baiknya adalah sekitar usia 5 tahun problem perilaku pada anak yang speech delay sering kali tidak ditemukan, dan sekitar 70-80% anak yang mengalami keterlambatan bicara akan berkembang sesuai dengan anak seusianya saat memasuki masa sekolah.
“Bagi beberapa yang mengalami speech delay memang seringkali mengalami tantangan di area manajemen emosi, kepercayaan diri, dan pergaulan sosial. Walaupun begitu kunci dari kemajuan perkembangan berbicara anak adalah konsistensi pemberian stimulasi dari orangtua yang jumlah waktu bersama anak tentunya lebih banyak dibandingkan dengan terapis wicara. Bukan hanya Ibu, tapi juga peran Ayah sangat besar dalam perkembangan bicara. Hal ini terjadi karena stimulasi kegiatan fisik aktif yang mengasah banyak area otak anak biasanya lebih sering dilakukan Ayah. Oleh sebab itu sangat perlu Ayah sering-sering bermain sambil mengajak anak mengobrol untuk meningkatkan kemampuan bicaranya, terang Saskhya.
Menutup webinar ini, Julie menyampaikan harapan Baby Happy terhadap seluruh keluarga Indonesia khususnya pada anak-anak. “Kiranya dengan 6 webinar edukasi dalam tahun ini kami dapat membantu orang tua dalam membesarkan anak. Dengan demikian anak bisa selalu aktif bermain, bergerak dengan nyaman sehingga mereka bisa bertumbuh dan berkembang lebih baik lagi,” tutup Julie.
Segera lengkapi juga kebutuhan sang buah hati dengan Baby Happy yang bisa didapatkan di minimarket, supermarket atau e-commerce kesayangan Anda. Cek keseruan kegiatan ini melalui akun instagram official @babyhappydiapers!
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas keluarga Indonesia melalui edukasi yang tepat untuk tumbuh kembang si kecil yang lebih baik serta membantu memenuhi kebutuhan popok bayi bagi mereka yang membutuhkan, khususnya keluarga yang terkena dampak pandemi Covid-19 secara langsung. Untuk itu, Baby Happy tidak hanya membantu keluarga Indonesia melalui edukasi, namun juga menyalurkan 75.000 popok untuk anak Indonesia melalui CT Arsa Foundation serta Rumah Harapan Indonesia. Sebelumnya, masih di kesempatan jilid 2 ini, popok Baby Happy juga telah menyalurkan 50.000 popok bayi kepada Yayasan Kanker Anak Indonesia serta Rumah Harapan Melanie.
Menurut Julie Widyawati selaku Marketing Manager Baby Happy (Wings Group Indonesia) inisiatif ini merupakan wujud nyata dukungan serta kepedulian Baby Happy kepada keluarga Indonesia di tengah pandemi. “Ini adalah webinar ke-5 yang kami adakan di tahun ini. Selain menyalurkan popok kepada keluarga yang terdampak secara ekonomi karena pandemi ini, kami juga ingin membangun kapasitas orang tua untuk semakin mantap menjalankan perannya, yaitu melalui edukasi di webinar series ini. Meskipun pandemi membuat orang tua memiliki tantangan baru demi memenuhi kebutuhan keluarga, kami berharap kehadiran Baby Happy dengan bantuan serta edukasi ini kiranya menjadi oase baru bagi keluarga Indonesia dan tentunya bagi si kecil agar tetap aktif dan lincah bergerak,” ujar Julie.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), terdapat tiga kebutuhan dasar pada anak, yaitu Asah, Asih Asuh. Dimana pola asuh terbentuk dari keinginan orang tua yang ditanamkan pada anak. Selain menentukan pola asuh terbaik untuk anak, orang tua juga diharapkan mampu peka terhadap hal-hal yang membuat si kecil tidak nyaman atau rewel, terlebih karna kulit bayi yang sangat sensitif terhadap ruam atau iritasi pada awal masa kelahiran. Sehingga, pada kesempatan ini Baby Happy kembali menggandeng seorang pakar kesehatan anak, dr. Citra Amelinda, SpA, MKes, IBCLC dan seorang public figure sekaligus ibu 4 orang anak, Mona Ratuliu yang membagikan tips jitu agar para orang tua lebih aware dengan penyebab ruam serta solusi mencegahnya dan bagaimana membuat pola asuh/parenting menjadi lebih nyaman sehingga orang tua tidak mudah panik atau khawatir.
Kenali dan Cegah Ruam Pada Si Kecil
Kebanyakan bayi memang memiliki kulit yang sensitif sehingga rentan mengalami iritasi dan masalah kulit lainnya, termasuk ruam. Kondisi ini umumnya tidak berbahaya dan sering terjadi, sehingga orang tua perlu melakukan deteksi dini untuk mencari tahu apa penyebab ruam pada anak mereka dan mencari solusinya. “Berbeda dengan orang dewasa, kulit bayi jauh lebih tipis, lebih mudah kehilangan kelembabannya dan lebih rentan teriritasi sehingga sering muncul ruam. Banyak hal yang bisa menyebabkan iritasi mulai dari keringat yang menyumbat pori-pori, jenis detergen atau bahan baju, hingga jenis popok. Selain iritasi, penyebab ruam tersering adalah alergi protein susu sapi. Bentuk khasnya berupa ruam merah bulat di kedua pipi si kecil,” ujar dr. Citra Amelinda, SpA, MKes IBCLC, dokter spesialis anak Primaya Hospital Bekasi Timur.
Lalu bagaimana merawat kulit bayi dengan baik sehingga tumbuh kembangnya optimal dan si kecil bisa nyaman beraktivitas setiap saat? Lebih lanjut dr. Citra menyebutkan bahwa sebaiknya orang tua menjaga kelembaban kulit bayi dengan optimal, hindari kekeringan atau zat yang mudah mengiritasi kulit seperti parfum atau deterjen, serta jauhkan dari alergen seperti debu atau bulu. “Untuk mencegah ruam pada bayi, sebaiknya gunakan pelembab kulit dengan bahan yang aman untuk bayi, seperti petroleum jelly atau pelembab kulit yang mengandung ceramides. Selain itu, biasakan mandikan anak Anda pada air suam kuku dan gunakan sabun, sampo, bahkan deterjen yang lembut dan tidak mengandung pewangi. Jangan ragu untuk periksakan kondisi si kecil apabila ruam disertai nanah, kulit melepuh atau si kecil tampak sangat tidak nyaman terus menerus. Saat ini, dokter bahkan sudah tidak lagi menyarankan penggunaan bedak tabur untuk bayi karena dapat menyebabkan iritasi saluran napas bayi, sebaliknya gunakanlah bedak yang bertekstur cair untuk mengurangi iritasi gatal akibat biang keringat. Dengan demikian, si kecil bisa tetap aktif bergerak, tidak mudah rewel dan para moms atau dads dapat beraktivitas dengan sukacita!” tambah dr. Citra.
Parenting Nyaman, Aman dan Less Stress Dorong Pertumbuhan Anak Lebih Optimal
Peran baru menjadi orang tua serta proses dalam pengasuhan anak dapat memicu terjadinya stress pada orang tua dan anak. Padahal, hidup berkeluarga dengan karunia anak perlu dinikmati tanpa stress. Orang tua harus memiliki strategi dan dinamis dalam mengasuh anak karena penting untuk mengikuti perkembangannya dan mengetahui apakah anak kita nyaman dengan kondisinya atau apa yang membuat anak kita kerap rewel. Dengan sejumlah tantangan yang dihadapi orang tua sejak masa kehamilan hingga awal masa kelahiran serta pertumbuhan anak, maka rawan terjadi kelelahan atau burn out pada orang tua yang bisa berimbas tidak hanya ke anak, tapi juga ke pasangan. Untuk itu, sebagai orang tua, kita dituntut untuk terus belajar mencari jawaban terhadap perkembangan dan kebutuhan anak sebagai pola asuh yang tepat demi keoptimalan tumbuh kembangnya.
“Menjadi orang tua tidak bisa bilang ‘jalanin aja lah’ karena semakin anak bertambah usia maka makin banyak tantangan dan permasalahannya. Karena itu, kita orang tua harus terus belajar baik dari ahlinya, dari buku, webinar, maupun saling mengobrol dengan sesama orang tua. Tujuannya agar kita bisa memberikan asuh, asih dan asah yang merupakan kebutuhan dasar anak dengan tepat. Misalnya saja, di usia emas dan aktif saat ini, anakku suka menangis atau rewel yang salah satunya disebabkan oleh iritasi kulit atau ruam. Tapi, aku bekerja sama dengan suamiku dengan memberikan yang terbaik sesuai kebutuhan untuk anak, termasuk dengan memakaikan popok bayi Baby Happy yang lembut dengan karet pinggang yang elastis, serta daya serap yang tinggi, sehingga nyaman dipakai, bebas beraktivitas serta tidak menimbulkan ruam. Jadi, orang tua tidak perlu khawatir atau stress lagi ya untuk kebutuhan anak, khususnya kebutuhan popok bayi. Jawabannya pasti Baby Happy,” ujar Mona Ratuliu, artis, penulis buku dan founder Parenthink.id.
Mona juga menambahkan beberapa hal berikut sebagai tips jitu yang bisa dilakukan baik ayah dan ibu untuk mengelola stress dalam memberikan pengasuhan, dimulai dengan sebaiknya membangun komunikasi yang baik dan terbuka dengan anak dan pasangan. “Untuk orang tua yang masih produktif bekerja, upayakan untuk tidak pernah membawa stres pekerjaan ke rumah, karena itu dapat memengaruhi suasana di rumah. Terakhir, jangan lupa me time dan mencari hiburan di setiap kesempatan yang memungkinkan. Misalnya, ketika anak tidur, kita juga bisa tidur atau menonton tv tanpa gangguan, dengan demikian mengasuh anak menjadi lebih nyaman, aman dan less worry,” tutup Mona.
Menutup webinar ini, Julie menyampaikan harapan Baby Happy terhadap seluruh keluarga Indonesia khususnya pada anak-anak. “Kiranya dengan kegiatan ini kami dapat membantu keluarga Indonesia dengan memberikan popok terbaik sebagai kebutuhan anak serta edukasi terbaik sebagai bentuk dukungan terhadap orang tua dalam membesarkan anak. Dengan demikian anak bisa selalu aktif bermain, bergerak dengan nyaman sehingga mereka bisa bertumbuh dan berkembang lebih baik lagi,” tutup Julie.
Segera lengkapi juga kebutuhan sang buah hati dengan Baby Happy yang bisa didapatkan di minimarket, supermarket atau e-commerce kesayangan Anda. Cek keseruan kegiatan ini melalui akun instagram official @babyhappydiapers!
Kegiatan ini merupakan bentuk nyata kepedulian Baby Happy terhadap seluruh keluarga Indonesia agar dapat mencetak generasi penerus bangsa yang kuat dan bahagia. Baby Happy kali ini menyalurkan bantuan berupa popok sekali pakai secara bertahap ke beberapa yayasan dan rumah singgah anak di Indonesia sejumlah 175.000 popok tahun ini Baby Happy telah mendonasikan 500.000 popok bagi bayi dan balita di Indonesia. Julie Widyawati selaku Marketing Manager Baby Happy (Wings Group Indonesia) mengatakan “Kehadiran rangkaian kegiatan “Baby Happy, Keluarga Happy” di tengah pandemi ini merupakan wujud nyata dukungan serta kepedulian kami bagi keluarga dan anak-anak Indonesia. Seperti filosofi dari Wings yaitu ‘The best things in life should be accessible to all’ kami percaya bahwa semua hal yang berkualitas harus dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat, tanpa terkecuali. Lagi-lagi menggandeng beberapa pakar kesehatan serta psikolog untuk berbagi pola parenting masa kini yang tepat dan disesuaikan dengan tantangan yang ada.”
Persiapan Sejak Kehamilan untuk Generasi Cemerlang Masa kehamilan merupakan periode awal kehidupan yang sangat penting karena berpengaruh terhadap perkembangan organ, pertumbuhan fisik, kematangan sistem imun, serta perkembangan kognitif. Periode emas ini biasanya disebut 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dimana fokus utamanya adalah pemberian gizi yang dapat menunjang proses tumbuh kembang janin, bayi dan anak hingga usia 2 tahun. Hal ini menjadi perhatian khusus dikarenakan masalah gizi dan kesehatan anak sejak dini bukan hanya disebabkan oleh faktor genetik, melainkan didominasi oleh faktor lingkungan hidup yang sejatinya dapat diperbaiki di periode ini. Terlebih di tengah situasi pandemi Covid-19 ini, orang tua harus menghadapi tantangan baru baik dari segi pemenuhan nutrisi, mengatasi kecemasan dalam keterbatasan interaksi, maupun dalam pemberian stimulasi yang tepat untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak. “Persiapan untuk anak yang sehat dan cemerlang dimulai sejak persiapan kehamilan. Dibutuhkan optimalisasi kondisi ibu yang sehat serta asupan gizi yang lengkap dan seimbang, serta pemberian ASI setelah melahirkan. Pemenuhan 1000 hari pertama kehidupan sangat penting untuk modal anak hingga dia berusia dewasa nanti,” ujar dr. Darrell Fernando, SpOG – Dokter Spesialis Kandungan (Ginekolog) RS YPK Mandiri, Mayapada Kuningan & Klinik Moegni. Masa 1000 HPK anak memang merupakan periode kritis perkembangan dan tidak tergantikan.
Untuk itu, orang tua harus lebih cermat dalam memahami tahapan perkembangan anak khususnya generasi alpha saat ini dengan memberikan nutrisi dan stimulasi yang tepat sesuai usia demi mengoptimalkan tumbuh kembang anak agar mereka siap menghadapi kehidupan dan pembelajaran terutama di tengah perubahan seperti masa kini. Tantangan Generasi Alpha di Tengah Pandemi Generasi Alpha merupakan kelompok generasi yang lahir pada tahun 2010-2025. Kelompok generasi ini bisa dikatakan cukup unik dan memiliki karakternya tersendiri, karena orang tua masa kini yang sangat akrab dengan penggunaan gadget secara tidak langsung telah memperkenalkan gadget kepada anak sejak dini. Lalu, bagaimana menjawab tantangan dalam membesarkan Generasi Alpha dengan tepat terlebih di masa pandemi ini? Menurut dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi SpA., MARS – Dokter Spesialis Anak di RSIA Bunda Jakarta untuk menjalani proses tumbuh kembang yang optimal, pada dasarnya orang tua harus bisa memberikan asuh, asih, dan asah yang baik untuk semua anak di semua generasi tanpa terkecuali. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan anak tidak akan berubah, kapanpun atau di masa apapun anak itu lahir. “Sebagai orang tua, kita harus mempersiapkan dan memperhatikan kebutuhan anak untuk berkembang dengan baik (asuh) dengan memperhatikan nutrisi sejak awal kehamilan, memberikan asi eksklusif untuk pertumbuhan anak lebih baik serta memberikan vaksin sesuai jadwalnya untuk menjaga kesehatannya. Selain itu, kita juga harus memberikan stimulasi (asah) yang dilakukan secara terus menerus dengan memastikan kesiapan anak, agar perkembangan otaknya bisa lebih kompleks maka kami menganjurkan agar orang tua bisa terus melatih anak untuk melakukan segala sesuatu secara mandiri dan semua hal itu tentunya dilakukan dengan kasih (asih) tanpa paksaan,” jelas dr. Tiwi. Lebih lanjut, dr. Tiwi juga menjelaskan bahwa 3 tahun pertama perkembangan otak itu sangat efisien dan sensitif, sehingga lebih baik distimulasi dengan pembelajaran bahasa serta interaksi agar lebih optimal.
Namun, saat ini banyak sekali orang tua yang memanfaatkan gadget dalam perkembangan anak padahal sesungguh hal itu sangat tidak direkomendasikan karna akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan si kecil. “Kami melihat karakter orang tua masa kini yang akrab dengan penggunaan electronic device bersama si kecil harus menyadari bahwa pada periode dini usia 0 – 2 tahun, anak bukan hanya cukup didisiplinkan dengan screen time, tapi memang tidak diperkenankan menggunakan gadget sama sekali. Kecuali, apabila setelah 2 tahun perkembangannya bagus, seperti sudah lancar berbicara, beraktivitas, mungkin bisa dilatih dengan hanya membolehkan akses menonton TV selama 1 jam saja. Gadget harus dihindari sejak dini bukan karena radiasinya, namun gadget bisa merusak perkembangan otak anak karena si kecil akan menjadi lebih tertarik dengan cahaya sehingga bisa mengakibatkan hiperaktif dan kesulitan berbicara, apalagi jika diajak berinteraksi. Ini yang harus menjadi perhatian utama bagi para orang tua, termasuk hindari bermain gadget saat hendak tidur, hal itu bisa membuat gangguan tidur terutama pada anak karena tingginya paparan cahaya di sekitarnya,” tambah dr. Tiwi. Untuk itu, interaksi antara orang tua dan anak sangat penting untuk pola pengasuhan anak sejak dini serta perkembangan kestabilan emosi anak. Dengan demikian, anak bisa lebih bertumbuh dan berkembang dengan optimal tanpa tergantung oleh teknologi. Optimalkan Tumbuh Kembang Generasi Alpha Parenting merupakan proses yang harus dipersiapkan atau direncanakan oleh kedua orang tua dengan memperhatikan pemeliharaan kesehatan dan keselamatan anak, membantu kematangan emosi anak, serta membantu pengembangan social skill dan kapasitas intelektual anak. Seperti yang kita ketahui, tantangan kehidupan yang dihadapi generasi alpha selain teknologi adalah kehadiran orang tua yang sibuk bekerja (secara fisik dan emosional).
Terlebih di masa pandemi seperti saat ini, banyak sekali para Ibu muda yang mudah burn out karena kelelahan menyeimbangkan kegiatan diri sendiri dan kebutuhan rumah tangga. “Di tengah pandemi seperti saat ini, kita harus mulai hidup dengan prinsip good enough parent is the new normal. Kita tidak perlu memaksakan diri kita dan anak harus sempurna. Semua yang kita lakukan sebaiknya sesuai porsinya dan yang paling penting kita merasa cukup dengan diri kita. Dengan mindset yang demikian maka kita akan lebih mudah mengasuh anak, karena kita juga akan menerapkan mindset “cukup” pada anak. Yang terpenting anak cukup sehat, cukup bahagia, cukup tumbuh dan berkembang, cukup aktif tidak perlu jadi sempurna sudah cukup bagi kita,”jelas Anastasia Satriyo M.Psi., Psi., seorang psikolog keluarga. Di era teknologi ini, maka orang tua semakin mudah untuk mengakses informasi, dengan demikian sebaiknya pola parenting kita juga ikut beradaptasi tidak hanya dengan teknologinya, tapi juga disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing anak di rumah. Anastasia juga menambahkan bahwa tumbuh kembang generasi alpha dan kesehatan mental anak dipengaruhi oleh pengelolaan emosi dan kesehatan mental orang tua, karena orang tua akan menjadi role model utama bagi anak (children see, childreen do).
Untuk itu, berikan mereka pondasi perkembangan yang optimal dengan stimulasi fisik, pengalaman sensori yang konkrit, kehadiran secara fisik dan emosi, serta menggabungkan kehangatan pengasuhan dan kasih sayang, agar kelak anak bisa mengoptimalkan potensi serta keunikan dirinya. Setali tiga uang dengan Anastasia, Tasya Kamila, seorang public figure sekaligus ibu muda masa kini, juga mengamini pentingnya belajar menjadi good enough parent. “Aku sedang belajar untuk menerima dan terbuka apa adanya dengan anakku. Kita tidak bisa selamanya terlihat tangguh, menurutku it’s okay to be vulnerable di depan anak. Keterbukaan dengan anak itu penting di masa emasnya, bahkan dalam pengalamanku, Arsya anakku bisa merasakan perasaan yang aku rasakan, misalnya aku lelah, sedih, dan sebagainya. Itu sih kuncinya menjadi tangguh dalam urusan parenting, yang penting ketika lelah, kita bisa kembali bersemangat menjalani peran orang tua di kemudian hari,”ujarnya. Selain itu, Tasya juga membagikan pola asuhnya terhadap sang buah hati terutama di tengah pandemi ini. Tasya lebih memilih untuk memprioritaskan kebutuhan anak sesuai saran dokter yang berlaku termasuk perihal pemberian vaksin anak untuk memelihara kesehatan si kecil dan pemilihan popok yang tepat bagi anak. “Anakku sedang dalam masa yang lagi aktif-aktifnya, maka penting bagiku untuk memilih popok yang tidak bikin ruam dan nyaman untuknya. Makanya, aku lebih pilih Baby Happy karena sudah terbukti popok sekali pakai Baby Happy itu daya serapnya tinggi, popoknya lembut, serta karet elastisnya yang tidak membuat kulit anak menjadi ruam. Selain menjaga kesehatan anak dengan hal itu, tentunya kita juga berikhtiar dengan menjalankan protokol kesehatan yang ketat, misalnya membersihkan diri sehabis bepergian keluar sebelum bertemu dengan anak dengan demikian keluarga juga tetap sehat dan happy,” tambah Tasya.
Menutup webinar ini, Julie menyampaikan harapan Baby Happy terhadap seluruh keluarga Indonesia khususnya pada anak-anak. “Kiranya dengan kegiatan ini kami dapat membantu keluarga Indonesia dengan memberikan popok terbaik sebagai kebutuhan anak serta edukasi terbaik sebagai bentuk dukungan terhadap orang tua dalam membesarkan anak. Dengan demikian anak bisa selalu aktif bermain, bergerak dengan nyaman sehingga mereka bisa bertumbuh dan berkembang lebih baik lagi,” tutup Julie. Segera lengkapi juga kebutuhan sang buah hati dengan Baby Happy yang bisa didapatkan di minimarket, supermarket atau e-commerce kesayangan Anda. Cek keseruan kegiatan ini melalui akun instagram official @babyhappydiapers!
Kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian Baby Happy akan seluruh keluarga Indonesia agar menjadi keluarga yang kuat dan sehat terlebih di masa pandemi seperti saat ini. Terbukti, antusiasme masyarakat cukup masif dalam 2 webinar terakhir. Hal ini dikarenakan topik pembahasan yang dibagikan sebagai edukasi moms and dads di seluruh Indonesia sangat relevan dan penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak baik secara fisik maupun mental. Kali ini, Baby Happy juga kembali menggaet pakar seperti psikolog anak dan keluarga dan tenaga pendidik serta berbincang dengan Dude Harlino, selaku Brand Ambassador Baby Happy dan Franda yang membagikan pengalaman tentang peran orang tua, khususnya Ayah dalam dunia parenting.
Julie Widyawati selaku Marketing Manager Baby Happy (Wings Group Indonesia) mengatakan “Kami berinisiatif menggelar kegiatan CSR “Baby Happy, Keluarga Happy” untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga baik kebutuhan popok bayi maupun edukasi demi stabilitas keluarga yang lebih baik. Ini adalah acara terakhir dari webinar series yang kami adakan, kali ini kami mengangkat tema Peran Ayah di Parenting Era Baru karena kami ingin mengedukasi masyarakat bagaimana pentingnya harmoni hubungan Ayah dan Ibu dalam tumbuh kembang dan pendidikan anak. Selain itu, karena Baby Happy adalah satu-satunya produk popok bayi yang secara konsisten sejak pertama kali hadir selalu mengedepankan pesan pentingnya peran Ayah dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.”
Selama #dirumahaja, setiap rumah tangga memiliki kesempatan untuk bonding dengan anggota keluarga, meningkatkan aspek spiritual keluarga, serta mengembangkan keterampilan baru khususnya perkembangan dan pertumbuhan anak-anak. Namun, di sisi lain menjalani kegiatan #dirumahaja terus menerus juga berpotensi menyebabkan disharmonisasi hubungan suami istri karena beberapa faktor, seperti kebingungan adaptasi kegiatan school from home dan work from home, anak yang menuntut perhatian lebih, atau bahkan kelelahan secara fisik dan mental baik Ayah maupun Ibu.
Menjadi sosok Ayah memang memiliki tanggung jawab atau peran yang sangat berpengaruh di rumah khususnya untuk anak. Ayah tidak hanya sekedar menjadi sosok penyedia kebutuhan jasmani, tapi juga rohani karena Ayah dinilai sebagai pelindung, guru, role model, teman bermain, serta penyayang anak dan Ibu. Di masa pandemi, sesungguhnya Ayah dapat semakin berperan serta dalam pengasuhan tumbuh kembang anak sebagai upaya mencegah anak jenuh, bosan, stress hingga depresi.
“Ayah adalah katalisor dalam keluarga, karena mampu menyeimbangkan peran Ibu dalam ketahanan keluarga. Ayah yang selalu dekat dan siaga, akan menjamin anak tumbuh kembang menjadi pribadi yang tidak hanya sehat fisiknya, namun juga sehat mentalnya terutama di masa krisis, seperti pandemi ini,” ujar Irma Gustiana, S.Psi., M.Psi., Psikolog Anak dan Keluarga.
Selain siaga memberikan perhatian dalam masa tumbuh kembang anak, Ayah juga harus berperan dalam membangun hubungan suami istri yang harmonis dan sehat di tengah pandemi. Beberapa hal yang dapat dilakukan seperti meluangkan waktu berkomunikasi tanpa memberikan penilaian, memahami kecemasan pasangan, melakukan kegiatan bersama-sama agar lebih mengenal karakteristik pasangan, serta memberikan penghargaan atas usaha yang dilakukan pasangan dinilai penting dalam meningkatkan kekuatan serta harmonisasi pasangan suami istri.
Artikel Lainnya: 5 Manfaat Quality Time Bareng Si Kecil yang Wajib Kamu Tau!
Kondisi pandemi yang sudah berjalan lebih dari 1 tahun ini memaksa sektor pendidikan pun mengubah pola mekanismenya dengan mengadakan sistem pendidikan jarak jauh. Meskipun masih melibatkan guru yang hadir secara virtual, namun peran pengawasannya kini harus diambil alih oleh orang tua yang harus membimbing anak memahami materi pembelajaran dengan menjadi guru di rumah. Adaptasi peran baru ini tentunya tidak mudah, orang tua, khususnya Ayah memiliki peran penting untuk mendampingi selama pembelajaran virtual sedang berlangusung.
“Selama masih harus menjalani masa pandemi ini, kita membutuhkan adaptasi kebiasaan baru di dunia pendidikan, termasuk pembiasaan sistem sekolah dari rumah. Sehingga peran orang tua sangat penting untuk menyiapkan rumah sebagai lingkungan sekolah yang baru. Di lain sisi, tenaga pendidik harus mempersiapkan orang tua menjadi guru untuk anak-anak mereka. Dengan adaptasi kebiasaan baru ini, peran Ayah menjadi sangat penting untuk mempersiapkan anak dari segi psikis karena Ayah akan menjadi role model mereka hingga membangun rumah tangga di masa depan,” jelas Prof. Dr. Ir. Netti Herawati, M.Si, Ketua HIMPAUDI.
Dalam hal pendidikan, peran Ayah tidak hanya sebatas menjelaskan tentang pelajaran yang disampaikan oleh guru agar diterima dengan baik oleh anak, tapi juga memberikan dukungan semangat agar anak tidak mudah stress serta menjadi teman bermain di sela-sela waktu istirahat sekolah, agar anak kembali terhibur. Dengan keaktifan Ayah berperan dalam hal pendidikan anak dapat mencegah potensi dampak negatif yang didapatkan dari pembelajaran jarak jauh sehingga anak tetap merasa nyaman melakukan semua aktivitas dari rumah.
“Untuk menjadi ayah yg hebat, dia harus mendidik, mengasuh, memberikan makanan bergizi dan sehat, melindungi, serta mensejahterahkan. Anak akan menyimpan semua yang dia dengar dan lihat dalam memori bawah sadarnya. Jadi interaksi ayah dengan ibu dan bayi sangat penting, bagaimana kata-kata yang keluar, eye levelnya, dan sentuhan fisiknya. Pastikan anak bermain dengan cara belajar. Kita jalankan kehidupan pandemik ini sebagai sebuah kesempatan untuk menjadikan rumah menjadi lembaga pendidikan untuk semakin mengedukasi anak dengan benar dan bahagia. Jangan sampai Ayah dihapus dari memori anak karena kurangnya interaksi dengan anak, terutama di usia anak 0-2 tahun,” tambah Prof. Netti.
Artikel Lainnya: Tips Memilih Ukuran Popok Bayi yang Tepat!
Ditemui di webinar kali ini Dude Harlino memaparkan bahwa bonding yang luar biasa penting buat anak dan tidak boleh dilewatkan. “Paling simple dengan gantiin popok anak dengan Baby Happy yang daya serapnya tinggi, 12 jam bikin anak tidurnya nyaman. Saya juga suka ajak anak kegiatan outdoor, entah melihat rumput, olahraga, ke lapangan, atau lihat binatang,” ungkap Dude.
Ditanya mengenai kesiapan Dude menjelang bulan Ramadhan, ia mengaku akan mencoba mengajari anak pertamanya yang berumur 5 tahun untuk puasa setengah hari. “Anakku Rendra 5 tahun akan kita coba untuk bangun pagi dan sahur, nanti puasa sekuatnya dia aja, yah kita coba setengah hari lah. Kalo Maliq belum karena baru 3 tahun,”papar Dude.
Selain Dude, Franda juga berbagi ceritanya tentang pola asuhnya, “Saya sudah komit untuk menjadi full time Mom, jadi kami memutuskan untuk tidak memakai jasa baby sitter. Jika ada pekerjaan, itu akan dilakukan di rumah saja seperti sekarang ini. Saya selalu kerja sama dengan samuel, tapi aku lebih menjelaskan kalo body parts anak tertentu harus tetep aku yang handle. Sebisa mungkin jadwal pekerjaanku dan suami tidak bertabrakan, sehingga bisa gantian jaga anak. Samuel bisa diandalkan untuk ngurus anak,” ujar Franda.
Dengan berakhirnya webinar hari ini maka berakhir pula perjalanan program CSR “Baby Happy, Keluarga Happy” periode ini. “Sesuai dengan nilai yang kami yakini di Wings bahwa all good things in life should be accessible for everyone, demikianlah Wings ingin memberikan yang terbaik untuk pemenuhan kebutuhan hidup semua orang. Kiranya edukasi yang disampaikan melalui webinar ini dapat diaplikasikan ke dalam kehidupan keluarga sehari-hari demi tumbuh kembang anak dan kebahagiaan keluarga yang lebih baik,” tutup Julie.
Segera lengkapi juga kebutuhan sang buah hati dengan Baby Happy yang bisa didapatkan di minimarket, supermarket atau e-commerce kesayangan Anda. Cek keseruan kegiatan ini melalui akun instagram official @babyhappydiapers. Yuk, ciptakan momen #FunWithDad dengan si Kecil dan lengkapi kebahagiaan Keluarga Anda!
Kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian Baby Happy untuk membantu keluarga Indonesia siap menghadapi tantangan khususnya pada masa pandemi seperti saat ini. Tidak hanya sekedar memberikan bantuan langsung berupa popok, Baby Happy juga turut mengedukasi para orang tua dalam memaksimalkan masa pertumbuhan anaknya. Tumbuh kembang anak usia dini yang optimal tergantung dari perilaku sehat yang dilakukan, termasuk diantaranya: perilaku makan dan minum, perilaku kebersihan diri dan perilaku keseimbangan yakni istirahat dan tidur yang cukup.
Julie Widyawati selaku Marketing Manager Baby Happy (Wings Group Indonesia) mengatakan “Dalam masa pandemi seperti saat ini menjaga stabilitas dan kesehatan keluarga merupakan hal terpenting. Setelah menjalani webinar pertama, kami melihat antusiasme masyarakat Indonesia yang cukup masif akan edukasi pola asuh dan perhatian terhadap kesehatan anak demi tumbuh kembang anak yang optimal. Untuk itu, kali ini Baby Happy membagikan edukasi pentingnya pola makan yang benar, pola tidur yang benar dan aktivitas apa saja yang diperlukan untuk menstimulasi tumbuh kembang anak menjadi lebih baik sebagai bekal untuk para orangtua menghadapi tantangan yang berbeda karena pembatasan sosial yang terjadi di kalangan masyarakat.”
Berbicara mengenai strategi untuk tumbuh kembang anak yang optimal, Baby Happy mengundang Psikolog sekaligus Co-Founder @TigaGenerasi, Saskhya Aulia untuk mengedukasi pentingnya stimulasi motorik pada anak usia dini. Saskhya mengungkapkan bahwa stimulasi motorik perlu diperhatikan karena merupakan dasar dari perkembangan diri anak selanjutnya, pintu masuk perkembangan otak anak yang optimal, dan melatih daya tahan mental anak.
“Kesuksesan stimulasi motorik ini dapat dilakukan dengan memberikan berbagai aktivitas fisik dan interaksi yang membahagiakan bagi anak sehari-hari. Oleh sebab itu, selain stimulasi, interaksi keluarga yang baik dan membuat mereka bermain dengan senang adalah kunci dari tumbuh kembang yang optimal,” jelas Saskhya lebih lanjut.
Tahap perkembangan motorik setiap anak pun berbeda. Misalnya, untuk anak 0-1 tahun tahapan dimulai dengan anak mampu mengangkat kepalanya tanpa dibantu hingga mulai merangkak, berdiri atau dapat memasukkan benda ke dalam mulut secara mandiri. Untuk anak 1-2 tahun, tahapan perkembangan motoriknya ditandai dengan berjalan dengan memegang benda, menendang, hingga melempar bola. Sedangkan untuk anak 2-3 tahun mereka akan lebih lancar memanjat, melompat, berlari, bersepeda roda 3, dan makan sendiri.
Untuk dapat meraih itu, Saskhya menyarankan agar anak dapat sering diajak beraktivitias fisik di outdoor dan orang tua sebagai role model juga turut memerankan gaya hidup aktif dan menemani sang buah hati saat berkegiatan.
Artikel Lainnya: Ketahui Manfaat Tidur Siang untuk Anak
Agar tumbuh sehat secara fisik dan mental, mereka memerlukan asupan gizi yang seimbang dan pola tidur yang benar. Namun, masih banyak kaum Ibu khususnya yang baru menjalani peran sebagai ibu baru, kurang memahami bagaimana cara mengatur pola makan dan tidur yang tepat untuk sang buah hati. Terlebih, untuk para Ibu yang masih harus bekerja dari rumah selama masa pandemi ini, sering kali jam kerja, jam makan dan jam tidur Ibu ikut berantakan. Hal ini tentunya berdampak pada kualitas nutrisi yang diberikan kepada anak. Untuk itu, penting bagi orang tua khususnya kaum Ibu memahami jadwal tidur dan makan yang tepat pada bayi hingga transisinya menjadi balita agar kita pun memiliki waktu istirahat yang cukup.
Menurut Dr. Kanya Ayu Paramastri, Sp.A yang merupakan Dokter Spesialis Anak RS Hermina Jatinegara dalam webinar Baby Happy ini, jadwal makan dan menyusui yang teratur penting untuk merangsang rasa lapar anak khususnya bila sudah berumur diatas 3 bulan. Artinya, bayi dilatih untuk bisa menyadari rasa lapar dan kenyang timbul pada dirinya. Sedangkan, jadwal tidur yang baik sesuai usia anak penting untuk pertumbuhan, perkembangan, kecerdasan intelektual (IQ), pemulihan energi, serta berdampak pada mental dan emosi.
Artikel Lainnya: Ketahui Jadwal Tidur Bayi untuk Bantu Tumbuh Kembangnya!
Pada kesempatan ini, Dr. Kanya juga membagikan beberapa aturan tidur dan makan yang baik diterapkan kepada anak. “Untuk bayi berusia lebih dari 6 bulan biasakan makan maksimal hanya 30 menit dan jangan dijanjikan hadiah atau susu atau es krim bila mampu menghabiskan makanannya. Anak juga harus dibiasakan makan di meja makan sehingga tidak ada distraksi. Sebaiknya, berikan makanan setiap 2-3 jam sekali dengan jeda air putih saja. Sedangkan untuk tidur, tentukan waktu tidur yang konsisten dan pastikan popoknya kering, pakaian dan tempat tidurnya bersih dan nyaman. Anak dianjurkan tidur dalam keadaan kenyang dan biasakan untuk mengenalkan suasana tenang menjelang tidur,”jelas Dr.Kanya.
Lebih lanjut, Dr. Kanya juga memberikan tips metode menidurkan anak yang efektif. “Kuncinya, sejak awal kita harus memperkenalkan berbagai cara menidurkan secara bergantian, sehingga tidak monoton. Misalnya, selain menggunakan stroller maupun ayunan gantung, kita bisa coba juga dengan ditepuk-tepuk saja di kasur atau bisa juga diletakkan di bouncer atau baby crib secara bergantian,” timpalnya. Jangan menidurkan balita dengan cara-cara yang kiranya akan menyusahkan di kemudian hari, seperti gendong ayun-ayun, jalan keliling rumah dan jalan-jalan naik mobil.
Sebagai orang tua baru, Citra Kirana, Aktris dan Public Figure yang juga hadir dalam Webinar 2 Baby Happy ini turut membagikan perkembangan sang buah hati yang cukup pesat padahal belum genap satu tahun.
“Proses tumbuh kembang anak memang merupakan tahapan yang spesial untuk orang tua. Aku pikir selama ini kalau dia nangis hanya karena lapar, ternyata tidak, banyak faktor lain yang membuat bayi tidak nyaman. Aku selalu sharing dengan suamiku kenapa Athar begini dan begitu, jadi ternyata kalo akunya sedih, Athar juga bisa merasakan. Jadi support system itu penting sekali. Aku masih banyak belajar dan cari tahu apa yag bisa bikin Athar nyaman. Pastikan sebelum tidur popoknya kering, bajunya bersih, tempat tidurnya bersih agar dia lebih nyaman,” ujar Citra.
Kebiasaan ini ternyata juga telah dilakukan sebelumnya oleh Dude Harlino, Brand Ambassador Baby Happy yang kini memiliki 2 anak. “Urusan parenting dan perkembangan anak-anak tidak hanya menjadi urusan Ibu. Sebagai ayah, saya juga kerap berdiskusi dengan Icha dan ikut serta dalam setiap pola pengasuhan perkembangan anak. Biasanya, kami menyiapkan ruang terbuka yang aman dan nyaman dengan sinar matahari langsung untuk anak-anak beraktivitas bersama kami. Semangat jadi orang tua, kita jaga amanah. Kita pastikan anak dapat yang terbaik, salah satunya dengan popok Baby Happy yang banyak keunggulannya dan memiliki daya serap tinggi. Para ayah, yuk bantu istrinya, berikan support, ganti popok dan memberi makan, itu jadi momen bonding dengan anak,” pungkas Dude.
Rangkaian webinar ini masih akan terus berlanjut hingga April mendatang dengan tema-tema parenting yang relevan untuk bekal dalam mengasuh anak-anak khususnya balita terutama di masa pandemi ini. Lengkapi juga kebutuhan sang buah hati dengan Baby Happy yang bisa didapatkan di minimarket, supermarket atau e-commerce kesayangan Anda. Cek keseruan kegiatan ini melalui akun instagram official @babyhappydiapers. Yuk, ciptakan momen #FunWithDad dengan si Kecil dan lengkapi kebahagiaan Keluarga Anda!