Cara Menangani Bayi Diare Saat Mudik

Mudik menjadi momen yang ditunggu-tunggu bagi banyak keluarga, terutama bagi ibu yang ingin berkumpul dengan keluarga besar di kampung halaman. Namun, perjalanan mudik bisa menjadi tantangan tersendiri, terutama ketika membawa Si Kecil yang rentan terhadap gangguan kesehatan seperti diare. Bayi diare bukanlah hal yang ringan karena dapat mengganggu kesehatan tubuh secara keseluruhan, kenyamanan dan juga mempengaruhi perjalanan keluarga secara keseluruhan.

Melihat data angka kematian bayi dan balita akibat diare adalah yang tergolong tinggi. Di seluruh dunia, sekitar 525.000 bayi dan balita meninggal karena diare setiap tahunnya. Di Indonesia sendiri memiliki persentase kematian bayi akibat diare yaitu sekitar 25–30%.

Oleh karena itu, menjaga kesehatan pencernaan bayi menjadi hal yang sangat penting, terutama saat perjalanan mudik.

Penyebab Bayi Diare

Bayi diare bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi virus atau bakteri, konsumsi makanan atau minuman yang tidak bersih, reaksi terhadap makanan tertentu, atau perubahan lingkungan. Perjalanan mudik seringkali memperkenalkan berbagai faktor risiko ini kepada si kecil, seperti perubahan pola makan, air minum yang tidak steril, atau paparan bakteri baru di lingkungan baru. Yuk kenali 6 penyebab bayi diare di bawah ini:

1. Infeksi Virus

Virus seperti rotavirus adalah penyebab umum bayi diare. Infeksi virus dapat menyebar dengan cepat di antara bayi dan anak-anak, terutama dalam lingkungan dengan kepadatan populasi tinggi seperti pusat penitipan anak atau tempat umum lainnya.

2. Infeksi Bakteri

Bakteri seperti Escherichia coli, Salmonella, dan Campylobacter juga dapat menyebabkan bayi diare. Infeksi bakteri ini bisa disebabkan oleh konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi, atau melalui kontak dengan permukaan yang terinfeksi selama di perjalanan.

Artikel Lainnya: Arti Warna Feses Bayi yang Wajib Ibu Tahu

3. Infeksi Parasit

Parasit seperti Giardia lamblia atau Cryptosporidium dapat menginfeksi saluran pencernaan dapat menyebabkan bayi diare. Infeksi parasit biasanya terjadi melalui konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi oleh tinja manusia atau hewan yang terinfeksi.

4. Reaksi Terhadap Makanan

Beberapa bayi diare mungkin sebagai reaksi terhadap makanan tertentu. Ini bisa menjadi akibat alergi makanan, intoleransi makanan seperti intoleransi laktosa, atau pencernaan yang belum matang terhadap beberapa jenis makanan.

5. Perubahan Lingkungan atau Pola Makan 

Perubahan lingkungan atau pola makan juga bisa menjadi penyebab diare pada bayi. Misalnya, perjalanan mudik atau perjalanan jauh lainnya dapat mengganggu pola makan dan tidur bayi, yang dapat mempengaruhi keseimbangan pencernaan mereka sehingga mengakibatkan bayi diare.

6. Antibiotik

Pemberian antibiotik kepada bayi untuk mengobati infeksi bakteri lain dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik dalam saluran pencernaan dan menyebabkan diare sebagai efek samping.

Artikel Lainnya: Menangani Bayi dengan Intoleransi Laktosa

Cara Menangani Bayi Diare

Tapi tenang Bu, ada beberapa cara untuk menangani bayi diare yang disarankan serta ciri-ciri yang wajib Ibu kenali jika Si Kecil memiliki tanda-tanda terkena diare.

1. Langsung Pantau Frekuensi dan Konsistensi Tinja Si Kecil 

Tinja yang lebih sering dan cair dari biasanya bisa menjadi tanda diare. Catat perubahan ini untuk dapat diinformasikan dokter. 

2. Memastikan kulit bayi tetap kering

Pastikan kulit bayi diare tetap kering dengan mengganti popok secara teratur. Ibu bisa gunakan popok Baby Happy Body Fit Pants yang ekstra 70% menyerap cairan, sehingga kulit bayi tetap kering selama perjalanan. 

3. Bersihkan kulit Si Kecil dengan lembut

Gunakan air hangat dan kain lembut untuk membersihkan kulit bayi diare, hindari tisu basah yang mengandung alkohol atau pewangi.

Artikel Lainnya: Bayi Alami Ruam Popok? Ini 5 Cara Mengatasinya!

4. Mencuci tangan secara teratur

Gunakan sabun dan air bersih untuk mencuci tangan secara teratur, terutama sebelum menyiapkan makanan atau memberi makan bayi. Gunakan hand sanitizer jika air tidak tersedia.

5. Memberikan ASI eksklusif

Memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi dapat memperkuat sistem kekebalan tubuhnya, sehingga lebih tahan terhadap infeksi dan gangguan pencernaan seperti diare.

6. Segera konsultasi ke Dokter

Jika diare berlangsung lebih dari beberapa hari atau disertai dengan gejala lain seperti demam tinggi atau muntah parah, segera konsultasikan dengan dokter. Dokter dapat memberikan diagnosis yang tepat dan rekomendasi pengobatan yang sesuai untuk membantu mengatasi diare pada bayi.

Di tengah perjalanan, menjaga kesehatan dan ketenangan Si Kecil tetap menjadi prioritas utama. Bayi yang sakit di jalan tentu akan menjadi tantangan tersendiri, tetapi dengan dukungan dan perawatan yang tepat, Ibu dan Ayah pasti dapat mengatasi situasi tersebut dengan baik.

Salah satu hal yang dapat membantu ibu dalam menjaga kenyamanan si kecil adalah dengan menggunakan produk popok yang tepat, seperti Baby Happy Body Fit Pants. Popok yang nggak hanya memberikan kenyamanan bagi Si Kecil, tetapi juga memberikan perlindungan maksimal terhadap kulitnya.

Dengan Air Through Technology yang membuat sirkulasi udara lebih baik di permukaan kulit bayi serta dukungan daya serap EXTRA 70% yang mampu menjaga kulit bayi tetap kering selama 12 jam. Hal ini sangat penting terutama saat perjalanan panjang seperti mudik, di mana akses ke fasilitas kamar mandi dan pergantian popok mungkin terbatas.

Dengan menggunakan Baby Happy Body Fit Pants, Ibu dapat memastikan Si Kecil tetap nyaman selama perjalanan mudik. Kenyamanan Si Kecil akan memberikan ibu ketenangan pikiran, sehingga Ibu dan Ayah bisa selalu share the happiness bareng Si Kecil di momen mudik!

Yuk Bu, upgrade ke Baby Happy Body Fit Pants untuk memberikan yang terbaik bagi Si Kecil. Dengan Baby Happy, Moms Happy, Baby Happy! 

Sumber: 

Adler, L.C. National Institutes of Health (2020). U.S. National Library of Medicine MedlinePlus. Diarrhea in infants. Diakses Maret 2024.

WebMD (2020). Diarrhea in Children: Causes and Treatments. Diakses Maret 2024.